Friday, June 18, 2010

Budidaya tanaman krisan di di Cibodas Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat

Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain Seruni atau Bunga emas (Golden Flower) berasal dari dataran Cina. Krisan kuning berasal dari dataran Cina, dikenal dengan Chrysanthenum indicum (kuning), C. morifolium (ungu dan pink) dan C. daisy (bulat, ponpon). Di Jepang abad ke-4 mulai membudidayakan krisan, dan tahun 797 bunga krisan dijadikan sebagai simbol kekaisaran Jepang dengan sebutan Queen of The East.Tanaman krisan dari Cina dan Jepang menyebar ke kawasan Eropa dan Perancis tahun 1795. Tahun 1808 Mr. Colvil dari Chelsa mengembangkan 8
varietas krisan di Inggris. Jenis atau varietas krisan     modern diduga mulai ditemukan pada abad ke-17. Krisan masuk ke Indonesia pada tahun 1800. Sejak tahun 1940, krisan dikembangkan secara komersial.Jenis dan varietas tanaman krisan di Indonesia umumnya hibrida berasal dari Belanda, Amerika Serikat dan Jepang. Krisan yang ditanam di Indonesia terdiri atas:


a) Krisan lokal (krisan kuno)
Berasal dari luar negri, tetapi telah lama dan beradaptasi di Indoenesia maka dianggap sebagai krisan lokal. Ciri-cirinya antara lain sifat hidup di hari netral dan siklus hidup antara 7-12 bulan dalam satu kali penanaman. Contoh C. maximum berbunga kuning banyak ditanam di Lembang dan berbunga putih di Cipanas (Cianjur).
Gambar ini  Tanaman Krisan lokasinya di di Cibodas kabupaten Cianjur
b) Krisan introduksi (krisan modern atau krisan hibrida)
Hidupnya berhari pendek dan bersifat sebagai tanaman annual. Contoh krisan ini adalah
C. indicum hybr. Dark Flamingo, C. i.hybr. Dolaroid, C. i. Hybr. Indianapolis (berbunga kuning) Cossa, Clingo, Fleyer (berbunga putih), Alexandra Van Zaal (berbunga merah) dan Pink Pingpong (berbunga pink).
c) Krisan produk Indonesia
Balai Penelitian Tanaman Hias Cipanas telah melepas varietas krisan buatan Indonesia yaitu varietas Balithi 27.108, 13.97, 27.177, 28.7 dan 30.13A.
Manfaat Tanaman
Kegunaan tanaman krisan yang utama adalah sebagai bunga hias. Manfaat lain adalah sebagai tumbuhan obat tradisional dan penghasil racun serangga. Sebagai bunga hias, krisan di Indonesia digunakan sebagai:
a) Bunga pot
Ditandai dengan sosok tanaman kecil, tingginya 20-40 cm, berbunga lebat dan cocok ditanam di pot, polibag atau wadah lainnya. Contoh krisan mini (diameter bunga kecil) ini adalah varietas Lilac Cindy (bunga warna ping keungu-unguan), Pearl Cindy (putih kemerah-merahan), White Cindy (putih dengan tengahnya putih kehijau-hijauan), Applause (kuning cerah), Yellow Mandalay (semuanya dari Belanda).Krisan introduksi berbunga besar banyak ditanam sebagai bunga pot, terdapat 12 varitas krisan pot di Indonesia, yang terbanyak ditanam adalah varietas Delano (ungu), Rage (merah) dan Time (kuning).
b) Bunga potong
Ditandai dengan sosok bunga berukuran pendek sampai tinggi, mempunyai tangkai bunga panjang, ukuran bervariasi (kecil, menengah dan besar), umumnya ditanam di lapangan dan hasilnya dapat digunakan sebagai bunga potong. Contoh bunga potong amat banyak antara lain Inga, Improved funshine, Brides, Green peas, Great verhagen, Puma, Reagen, Cheetah, Klondike dll.

Sentra Penanaman
Daerah sentra produsen krisan antara lain: Cipanas, Cisarua, Sukabumi, Lembang (Jawa Barat), Bandungan (Jawa Tengah), Brastagi (Sumatera Utara).


Syarat Tumbuh Tanaman Krisan
Krisan umumnya dibudidayakan dan tumbuh baik di dataran medium sampai tinggi pada kisaran 650 hingga 1.200 m dpl. Di habitat aslinya, krisan merupakan tanaman yang bersifat menyemak dan dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 30 – 200 cm. Berdasarkan siklus hidupnya, krisan dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu krisan semusim (hardy annual) dan krisan tahunan (hardy perennial). Tanaman krisan yang dibudidayakan saat ini merupakan krisan modern hasil hibridisasi, seleksi dan rekayasa genetik yang telah dilakukan para pemulia krisan sejak lama, sehingga kebanyakan krisan modern ini bersifat poliploid dan secara genetik sangat heterogen.Perubahan-perubahan yang terjadi pada krisan modern ini terutama pada karakter ketahanan terhadap stress lingkungan, hama dan penyakit, atau kualitas bunga seperti warna, bentuk serta tipe bunga.
Di Indonesia, budidaya krisan umumnya dilakukan di dalam rumah lindung yang dapat berupa rumah kaca atau rumah plastik. Rumah lindung ini berfungsi untuk memberikan kondisi lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan tanaman krisan yang optimal. Modifikasi lingkungan tumbuh pun dapat dilakukan melalui penerapan teknik budidaya yang sesuai hingga memberikan iklim mikro yang optimal untuk pertumbuhan tanaman dan mengurangi pengaruh negatif lingkungan seperti intensitas cahaya matahari yang tinggi, terpaan air hujan langsung dan amplitudo suhu harian yang tinggi serta serangan serangga hama dan patogen. Di dalam rumah lindung, tanaman krisan ditanam pada bedengan dengan jarak tanam tertentu.
 Gambar 2 Lokasi di Cibodas Cianjur kegiatan pemanenan Tanaman Krisan
Menurut International Chrysanthemum Society (2002), tanaman krisan tumbuh baik di tanah bertekstur liat berpasir, dengan kerapatan jenis 0,2 – 0,8 g/cm3 (berat kering), total porositas 50 – 75 %, kandungan air 50 – 70 %, kandungan udara dalam pori 10 – 20 %, kandungan garam terlarut 1 – 1,25 dS/m2 dan kisaran pH sekitar 5,5 – 6,5. Kondisi ini dapat dicapai dengan memodifikasi media tumbuh dalam bedengan. Putrasamedja dan Sutapraja (1989) mengemukakan bahwa media tumbuh berupa campuran tanah, humus bambu dan pupuk kandang (1:1:1) memberikan pengaruh positif pada pertumbuhan tanaman dan diameter bunga yang maksimal dan seragam. Krisan berasal dari daerah subtropis, sehingga suhu yang terlalu tinggi merupakan faktor pembatas dalam pertumbuhan tanaman. Krisan dapat tumbuh pada kisaran suhu harian antara 17 sampai 30 oC. Pada fase vegetatif, kisaran suhu harian 22 sampai 28 oC pada siang hari dan tidak melebihi 26 oC pada malam hari dibutuhkan untuk pertumbuhan optimal krisan (Khattak dan Pearson, 1997). Suhu harian ideal pada fase generatif adalah 16 sampai 18 oC (Wilkins et. al.,1990). Menurut Maaswinkel dan Sulyo (2004) pada suhu di atas 25 oC, proses inisiasi bunga akan terhambat dan menyebabkan pembentukan bakal bunga juga terlambat. Suhu yang terlalu tinggi juga mengakibatkan bunga yang dihasilkan cenderung berwarna kusam, pucat dan memudar. Berdasarkan tanggap tanaman terhadap panjang hari, krisan tergolong tanaman berhari pendek fakultatif. Batas kritis panjang hari (Critical Daylenght-CDL) krisan sekitar 13,5 – 16 jam tergantung genotipe (Langton, 1987). Krisan akan tetap tumbuh vegetatif bila panjang hari yang diterimanya lebih dari batas kritisnya dan akan terinduksi untuk masuk ke fase generatif (inisiasi bunga) bilamana panjang hari yang diterimanya kurang dari batas kritisnya. 
Mendasarkan pada sifat sensitif krisan terhadap panjang hari, modifikasi lingkungan berupa penambahan cahaya dengan menggunakan lampu pada malam hari perlu dilakukan pada budidaya krisan potong, untuk memperoleh tinggi tanaman yang diharapkan (fase vegetatif) sebelum berbunga. Hubungan antara lama periode hari panjang terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun pada krisan disajikan pada gambar1.
Gambar 1. Pengaruh periode hari panjang terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun pada tanaman krisan (Maaswinkel dan Sulyo, 2004). Langton (1987) mengemukakan lebih lanjut bahwa kepekaan krisan terhadap panjang hari tidak tetap. Pengaruh panjang hari terhadap fisiologi pembungaan krisan sering kali berinteraksi dengan suhu harian. Pada kondisi hari panjang dengan suhu siang hari sekitar 22 oC dan 16 oC pada malam hari, penambahan tinggi tanaman dan pembentukan daun berjalan optimal. Induksi ke fase generatif akan terjadi bila suhu pada siang hari turun kurang dari 18 oC (Lint dan Heij,1987) dan suhu malam naik hingga lebih dari 25 oC (Wilkins et. al, 1990). 
Gambar 3 . Gambar Tanaman Krisan yang sedang berbunga 
Namun keadaan ini sangat jarang diketemukan pada dataran medium hingga tinggi di Indonesia. Selain suhu dan panjang hari, kualitas cahaya juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman krisan. Jumlah reseptor cahaya/photoreseptor (phytochrome) merah (Pr) dan merah jauh (Pfr) pada daun pun turut berperan pada proses fisologis pembungaan tanaman krisan. Belum diketahui secara pasti mekanisme kerja photoreseptor ini pada perubahan fisologis tanaman. Beberapa ahli memperkirakan bahwa mekanisme kerja photoreseptor berhubungan dengan ritme circadian (circadian rythme) tanaman. Kedua bentuk photoreseptor (Pr dan Pfr) bisa berkonversi satu sama lain tergantung jenis sinar yang diterimanya. Bila tanaman menerima lebih banyak sinar merah, maka Pr akan terkonversi menjadi Pfr dan menyebabkan jumlah Pfr bertambah, begitu pula sebaliknya. Konversi Pr menjadi Pfr pun dapat terjadi bila tanaman berada pada fase gelap (De Jong, 1980). Dan bila jumlah Pfr lebih banyak dari Pr pada selang waktu tertentu, maka pertumbuhan apikal (apical dominace) akan terhenti dan tanaman terinduksi (evocation) ke fase generatif (Decoteau et. al., 1997). Kelembaban udara juga berpengaruh terhadap pertumbuhan bunga krisan. Tanaman krisanmembutuhkan kelembaban 90 – 95% pada awal pertumbuhan untuk pembentukan akar. Sedangkan pada tanaman dewasa, pertumbuhan optimal dicapai pada kelembaban udara sekitar 70 – 85% (Mortensen, 2000). Menurut Maaswinkel dan Sulyo (2004), evapotranspirasi pada pertanaman krisan pada saat matahari penuh (musim kemarau) dapat mencapai 5 – 7 liter/m2/hari. Evapotranspirasi maksimum ini tercatat pada saat tanaman mencapai tinggi sekitar 25 cm pada bedengan.

Sumber : www.wuryan.wordpress.com/2008/04/27/budidaya-krisan-bunga-potong-syarat-tumbuh /Budiarto, K.,Y. Sulyo, Ruud Maaswinkel dan S. Wuryaningsih. 2006. Budidaya krisan bunga ppotong: Prosedur sistem produksi.Jakarta. Puslitbanghorti. 60 hal. ISBN : 979-8842-20-0,
www.emirgarden.com/budidaya-krisan-bagian-i.html

Wednesday, June 16, 2010

PAMERAN PANGAN NUSA 2009

Penyelenggaan pameran pangan nusa 2009 diadakan pada tanggal 7 s/d 9 Agustus 2009 yang bertempat JCC. Peserta yang hadit adalah para pungusaha, asosiasi, para pelaku udaha dibidang pertanian, perkebunan, UKM Dll yang disenggarakan oleh Departeman perdagangan yang diresmikan oleh Ibu Marie Pangestu. Dalam pameran ini Asosiasi pedagang Komoditi Agro Jawa Barat membuka stan yang memamerkan produk-produk AGro yang pesertanya terdiri dari para pelaku usaha seperti Dian Fressm ,PT Alamanda , Pupuk Pakuan dan produk-produk lainnya.

Sebagai salah satu peserta dari APKA dengan diadakan pameran ini kita bisa mencari informasi seperti informasi pertanian, memperkenalkan produk, informasi produk UKM, informasi produk unggulan daerah yang di Indonesia dan segala potensinya. Karena dengan pameran ini kita akan menjalin silaturahmi anata pelaku usaha pertanian dan akan memberikan wawasan bagi kita dan peluang usaha. Dengan adanya peluang usaha bagi pelaku-pelaku usaha yang lain. Dengan pengadakan pameran ini bisa menambah wawasan bagi saya dibidang pertanian (Alinudin Hukubun, SP Profesi Konsultan Pertanian)

Saturday, June 12, 2010

Pemanfaatan pekarangan dengan menanam sayuran sehat dan Terbebas dari pestisda di perkotaan


Pemanfaatan pekarangan ini dibuat pada bualan maret 2010 dengan menanam beraneka ragam sayur-sayuran sehat seperti sawi, sosin, cabe dan kangkung dengan menggunakan media dari hasil limbah pupuk organik yang dicampur dengan sekam padi yang di tanam dalam polibag dengan ukuran 1kg. Dalam penanam ini saya memakai pupuk organik hasil penelitian sendiri dengan takaran 10 cc per liter dengan waktu penyiraman 1 minggu satu kali. Pupuk tersebut terbuat dari kotoran kambing yang dicampurkan dengan mikroba untuk menghasilkan pupuk yang sempurna dan hasilnya juga bagus yang fungsinya untuk meningkatkan hasil pertanian, meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan PH tanah baik unsur mikro dan makro .Dengan Pemanfaatan pekarangan ini sebagai saya ingin memanfaatan pekarangan disekitar rumah supaya produktif yang menghasilkan untuk kebutuhan rumah tangga dan menghemat biaya. Dengan memakan sayuran sehat kita terhindar dari penyakit dan terbebas dari bahan kimia yaitu pestisda yang bisa menracuni tubuh kita dan menimbulkan penyakit jantung, kanker, cacat tubuh dan Stroke. Sayuran sehat juga memberikan manfaat bagi kita dan keluarga supaya tidak menkonsumsi sayuran yang terkena pestisida dan terhindar dari penyakit yang bisa sewaktu-waktu menyerang kita dan keluarga di rumah.Dengan saya mengajak untuk memanfaatan pekarangan kita dengan menanam sayuran sehat untuk memnuhi kebutuhan rumah tangga ibu dan bapak dan memberikan nilai ekonomis yang tinggi yang bisa berguna bagi kita keluarga dan masyarakat. Dalam ini juga untuk menggalangkan untuk hidup sehat secara alami. Kalau begitu saya membuka kesempatan untuk mengkonsultasi masalah pemanfaatan pekarangan dengan menanam sayuran sehat untuk memwujudkan masyarakat indonesia sehat (tulisan ini dibuat oleh alinudin hukubun, SP profesi sebagai konusltan pertanian

Friday, June 11, 2010

Informasi Konsultan pertanian

Perusahaan Bergerak perdagangan umum kegiatan yang akan dilaksanakan
1. Konsultan pertanian Online
a. Konsultan pertanian cara budidaya dan perhitungan Rp. 150.000/Jam
1. Konsultasi Tanaman Perkebunan
2. Konsultasi Tanaman Hortikultura
3. Konsultasi Tanaman Pangan
4. Konsultasi Tanaman Buah bauahan
b. Analisa usaha Rp. 1000.000
c. Konsultasi Pemupukan Rp 150.000/jam
1. Konsultasi pupuk Organik
2. Konsultasi Pupuk Anorganik
3. Konsultasi Hama dan Penyakit
4. Konsultasi Pestisida Nabati
d. Proyek Pertanian
e. Data data pertanian
f. Menjual pupuk organik cair (isinya) Rp 25.000/liter
g Menjual pupuk Kascing Rp 800/kg
h. Dll

Informasi lebih lanjut bisa hub
alinudin hukubun, SP
Perumanas Rancaekek kencana Jl sedap malam I No 14 Blok 9
Kabupaten Bandung jawa barat
Telp (022) 87700794 HP 081214751021 email alinudin@yahoo.com
Udinali08@gmail.com